Perspektif Islam terhadap Tren Soft Life
Sebenarnya, pendekatan soft life secara umum dalam pembahasan sebelumnya tidaklah keliru. Hanya saja, manusia terutama seorang Muslim memerlukan pemahaman mendasar tentang hidup agar dapat meraih kebahagiaan yang hakiki. Jauh 1400 tahun yang lalu, Islam telah hadir memberikan tuntunan kepada manusia agar menjalani hidup dengan konsep yang benar. Islam memiliki pemikiran yang luhur tentang konsep hidup. Dengan konsep hidupnya yang unik, seseorang akan memperoleh ketentraman dalam menjalani kehidupannya.
Tujuan penciptaan manusia untuk beribadah menjadi dasar dari konsep hidup dalam Islam. Sebagaimana Allah berfirman:
“Dan tidaklah Aku menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (Adz Dzariyat: 5)
Dengan memahami ayat di atas, seorang Muslim akan menjalani seluruh kehidupannya dalam rangka taat dan tunduk kepada Allah Swt. Dia akan menjadikan rida Allah Swt. sebagai tujuan utama dalam hidupnya, yakni dengan menjadikan rida Allah tersebut sebagai tujuan tertingginya (Athiyat, 2023). Aspek ruhiyah ini akan memunculkan rasa tenang dalam kehidupan seorang Muslim. Sebaliknya, seseorang yang mengabaikan ibadah kepada Allah Swt. akan merasakan hidup yang hampa tanpa tujuan (Widiyani, 2021).
Rida dari Allah Swt. itu juga yang menjadi kebahagiaan hakiki bagi kehidupan seorang Muslim, bukan jabatan yang tinggi, ketenaran maupun kekayaan yang banyak. Upaya menghambakan dirinya kepada Allah Swt. dengan melakukan segala perintah dan meninggalkan larangan-Nya menjadi langkah awal untuk mencapai kebahagiaan hakiki (Rahman et al., 2022). Dengan prinsip itu, seorang Muslim akan melakukan segala amal perbuatan dengan ikhlas karena Allah, sehingga dia tidak gelisah terhadap penilaian-penilaian dari manusia. Islam juga memerintahkan seorang Muslim untuk bersabar dalam menghadapi permasalahan hidupnya dan bertawakal dalam setiap usaha yang telah dilakukannya.
Di samping itu, Islam juga memerintahkan seorang Muslim untuk memenuhi hak dirinya, hak keluarganya dan hak saudara sesama Muslim. Sehingga, meski dia bekerja mencari penghidupannya, dia tidak akan mengorbankan kewajibannya beribadah kepada Allâh serta tidak mengorbankan hak-hak dirinya, isteri, anak-anak, keluarga, orang tua, dan lainnya. Sebagaimana salah satu sahabat Rasulullah yaitu Abdurrahman bin Auf telah memberikan contoh tentang hal itu. Beliau seorang yang rajin bekerja sehingga memiliki kekayaan yang banyak, tetapi beliau tetap rajin beribadah, berkumpul dalam majelis ilmunya Rasulullah, serta tetap memenuhi hak dirinya, keluarganya dan sesama Muslim. Beliau terkenal memiliki kepedulian yang tinggi kepada dakwah Rasulullah dan nasib sesama Muslim.
Oleh karena itu, Islam memberikan prinsip hidup dan solusi-solusi yang menjadikan seseorang memiliki pribadi yang kuat. Dia akan menghadapi hidup dengan tidak gelisah dan khawatir. Islam juga mengajarkan kepada manusia tentang keseimbangan antara kehidupan dunia dan akhirat. Dia tidak menjadikan dunia sebagai tujuan akhir, tapi memanfaatkan dunia untuk meraih kebahagian di akhirat.
Referensi
Athiyat, A. (2023, Desember 15). Judul artikel tidak tersedia. Muslimah News. https://muslimahnews.net/2023/12/15/25542/
Dompet Dhuafa. (2023). Kisah Abdurrahman bin Auf, teladan seorang sahabat Rasulullah SAW yang dermawan. Dompet Dhuafa. https://www.dompetdhuafa.org/kisah-abdurrahman-bin-auf
Institut Kesehatan Mental Nasional. (2023, Maret). Penyakit mental. National Institute of Mental Health. https://www.nimh.nih.gov/health/statistics/mental-illness
Maula, A.H. (2024). Gen Z dan fenomena soft life: Menikmati hidup tanpa terburu-buru. PGSD FIP Unesa. https://pgsd.fip.unesa.ac.id/post/gen-z-dan-fenomena-soft-life-menikmati-hidup-tanpa-terburu-buru
Marinda, S. M. (2025). Potensi Generasi Z Untuk Kepemimpinan Peradaban Global. BN News. https://bnnews.id/potensi-generasi-z-untuk-kepemimpinan-peradaban-global/
Rahman, A., et al. (2022). Hakikat Kebahagiaan Hidup: Konsensus antara Al-Qur’an dan Filsafat Stoikisme. Jurnal Riset Agama, 3(2). https://journal.uinsgd.ac.id/index.php/jra/article/view/19326
Rahma, S.A. (2025). No rush, no pressure: Fenomena soft life pada generasi muda. Kompasiana. https://www.kompasiana.com/sayyida58123/679f74fbc925c424107627a2/no-rush-no-pressure-fenomena-soft-life-pada-generasi-muda
Travers, M. (2024). Why the soft life trend is crushing hustle culture, by a psychologist. Forbes. https://www-forbes-com.translate.goog/sites/traversmark/2024/06/28/why-the-soft-life-trend-is-crushing-hustle-culture-by-a-psychologist/
Widiyani, R. (2021). Bacaan surat Az-Zariyat ayat 56 dan maknanya. Detik News. https://news.detik.com/berita/d-5650736/bacaan-surat-az-zariyat-ayat-56-dan-maknanya
Yunita, M. N. (2024). Gaya hidup minim stres, apa iya? Slow life solusinya. Tirto. https://tirto.id/gaya-hidup-minim-stres-apa-iya-slow-life-solusinya
Tulisan dari Sri Mellia Marinda tidak mewakili padangan dari redaksi BN News
Islam merupakan agama yang sempurna
generasi muda ini harus menjadi generasi pengemban islam
MasyaAllah, santai boleh asal pahala dari ibadah terus mengalir.