Potensi Generasi Z Untuk Kepemimpinan Peradaban Global

banner 468x60

B. Problematika Generasi Z

Sayangnya, potensi-potensi pemuda saat ini terutama potensi generasi Z sedang melemah karena menghadapi permasalahan yang kompleks dalam hidupnya. Berdasarkan BTPN, hasil penelitian dan survei menunjukkan bahwa generasi Z mengalami tingkat stres, kecemasan, dan depresi yang lebih tinggi dibandingkan dengan generasi sebelumnya (Narus, 2024). Begitu juga dari dari hasil survei Harmony Healthcare IT tahun 2022 menunjukkan bahwa sekitar 42% generasi Z mengalami masalah kesehatan mental. Termasuk, American Psychological Association (APA) melaporkan bahwa hampir 90% dari generasi Z di Amerika Serikat setidaknya mengalami satu gejala stres, seperti merasa kewalahan atau cemas berlebihan (Narus, 2024).

Di alam kapitalis liberal ini, memang semua manusia termasuk kalangan pemuda cenderung memiliki pola kehidupannya yang materialistik dan serba bebas. Hal itu memang telah menjadi bagian dari prinsip yang terdapat dalam sistem kapitalisme liberal. Sistem kapitalisme liberal memandang standar-standar hidup termasuk kebahagiaan hidup dengan ukuran ketercapaian materi. Ketika manusia tidak mendapatkan materi maka mereka merasa tidak bahagia.

Prinsip kebebasan melahirkan pola hidup dan orientasi serba bebas. Menjamurnya konten-konten yang tidak bermanfaat pun menjadi hal yang sah-sah saja karena banyak peminatnya, menghasilkan keuntungan besar dan semua orang bebas melakukan apa pun tanpa memikirkan dampak buruk yang ditimbulkan. Keberadaan teknologi dan media sosial yang seharusnya memberikan manfaat bagi manusia, ternyata perannya bagai pisau bermata dua. Keberadaannya tidak hanya memberikan dampak positif tapi dampak negatifnya pun tidak kalah besar. Kondisi ini telah memunculkan fenomena-fenomena kehidupan seperti FOMO (Fear of Missing Out), YOLO (You Only Live Once), dan fenomena brain rot (Fauzi, 2024; ÖZPENÇE, 2024).

Di sisi lain, sistem kapitalisme liberal telah melahirkan problematika hidup yang kompleks. Tekanan biaya hidup yang tinggi termasuk biaya pendidikan yang terjadi saat ini sering kali menyebabkan stres yang berlebihan dan kecemasan akan masa depan. Generasi Z juga menghadapi tekanan yang signifikan dalam hal karier dan akademis (Narus, 2024). Dengan persaingan yang semakin ketat, banyak dari mereka merasa harus mencapai prestasi yang tinggi di sekolah dan mendapatkan pekerjaan yang baik untuk masa depan yang lebih stabil. Krisis midlife (periode ketidakstabilan emosional dan psikologis yang muncul di pertengahan kehidupan) pun yang biasanya terjadi di usia tua telah melanda generasi Z (Nazira, 2025).

Tulisan dari Sri Mellia Marinda tidak mewakili padangan dari redaksi BN News

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

30 Komentar

  1. maasyaaAllaah, emang manusia yang akhirnya ribet dengan aturan yang mereka bikin sendiri. Akhirnya potensi besar harus terkubur dalam dalam

  2. Pemimpin Gen Z dapat membawa angin perubahan yang menciptakan organisasi yang lebih baik

  3. MaasyaAllah, setuju banget sudah saat nya semuanya memperhatikan thd generasi Z ini, terutama peran orangtua dan negara, ketika dirumah mereka mendapatkan pondasi dan bimbingan yg kuat dan negara pun menjalankan perannya dg menjaga hal hal yg bisa merusak generasi Z, melalui sistem pendidikan yg berkualitas dan hal2 penting yg mjd pilar dan kewajiban negara terutamanya mjb kondisi masy. Sekitar nya. Alhamdulillah ada tulisan yg mengingatkan pentingnya peran generasi Z ini, smg bisa membuka fikiran pr orangtua, masyarakat dan juga negara. Semangat b Srimel, lanjutkan pena pena berkualitas selanjutnya, smg jd amal jariyah. Aamiin

  4. Sekolah sebagai miniatur hidup bermasyarakat juga memiliki peran dalam mengembangkan dan membangkitkan potensi Z, tentunya dengan didukung perlindungan hukum bagi guru dan institusi pendidikannya. Ayo bangkit generasi Z

  5. “Beri aku 10 pemuda, niscaya akan kuguncang dunia” Ir. Soekarno. dari sini terlihat sangat besar sekali peran pemuda. para pemuda hari ini (generasi Z) perlu arahan yang baik supaya potensi mereka bisa digunakan untuk kebaikan dan mengembalikan kembali kemuliaan Islam

  6. Keren, Inspiratif dan solutif tulisannya. Masa muda, masa yang sebaiknya mengisi dengan hal-hal positif untuk meraih ridho Allah tidak terlena dengan arus perkembangan zaman yang melenakan.

  7. Maa syaa Allah.. setuju sekali dg penulis bahwa perkembangan generasi Z harus didukung oleh tiga pihak (keluarga, masyarakat, dan negara), supaya potensi besar mereka tidak sia-sia dan dapat memberikan sumbangsih pada kemajuan yang hakiki.

  8. Harusnya pemuda itu menjadi agent of change…karena mereka lah yang akan melanjutkan peradaban dalam negara dan dunia

  9. Untuk menciptakan pemimpin masa depan, tidak ada kata nanti tapi harus dan pasti…. pemimpin harus mempunyai pemikiran yang cemerlang…… insyaAllah generasi itu akan segera muncul

  10. Seiring perkembangan zaman,,teknologi semakin canggih,,itu semua malah menjdi pedang bermata dua,,di satu sisi dapt membantu semua aspek kehidupan,,di sisi lain banyak juga sisi negatif dri era digital itu sendiri,,maka dari itu ,,Mari kita semua,khususnya para gen Z,lbh bijak lagi dalam penggunaan sosmed,dll,,salh satunya dengn mmbentengi diri oleh ilmu agama

  11. Salah satu aspek yang menarik dalam artikel ini adalah pendekatan multidimensional dalam mengembalikan potensi Generasi Z. Dengan menyoroti peran keluarga, masyarakat, dan negara, artikel ini memberikan perspektif bahwa pembinaan generasi muda tidak dapat dilakukan secara parsial, melainkan membutuhkan sinergi dari berbagai elemen sosial.