Perkembangan Linguistik di Indonesia Sebelum Era 2000-an

Linguistik di Indonesia - BN News
Linguistik di Indonesia - BN News
banner 468x60

4. Dari tahun 70-an sampai 80-an

Antara periode tersebut, perkembangan teori linguistik Indonesia ditandai dengan penerapan teori aliran Leiden dan teori Transformational-Generative Grammar (TG). Penelitian linguistik mulai berkembang pesat, mendapatkan pengaruh besar dari kedua aliran tersebut. Beberapa peneliti sarjana yang berusaha menerapkan teori deskriptif aliran Leiden antara lain Muhajir, Badudu, Ayatrohaedi, dan Tarigan, yang masing-masing memberikan kontribusi signifikan dalam pengembangan bahasa berdasarkan teori ini.

Di sisi lain, Samsuri, seorang peneliti bahasa, yang sebelumnya menganut aliran Neo-Bloomfieldian, namun kemudian berpindah ke teori TG. Karya penting Samsuri yang mencerminkan peralihan ini adalah Tata Kalimat Bahasa Indonesia (1985), yang menyajikan pendekatan sintaksis berdasarkan teori tersebut. Selain itu, terdapat juga sarjana yang mengadopsi pendekatan fungsionalistis, seperti Sudaryanto, yang melalui karya Predikat-Obyek dalam Bahasa Indonesia (1979), memberikan analisis tentang hubungan fungsional dalam kalimat bahasa Indonesia.

Baca juga: 15 Prompt ChatGPT Untuk Membantu Menulis Artikel Ilmiah

Selanjutnya, salah satu pembaruan penting yang diperkenalkan dalam kajian bahasa Indonesia pada masa ini adalah konsep wacana sebagai satuan terbesar dalam hierarki gramatikal. Konsep ini pertama kali diperkenalkan oleh Kridalaksana dalam karya-karyanya pada tahun 1970 dan 1978, yang membuka perspektif baru dalam pemahaman struktur bahasa Indonesia, dengan menempatkan wacana sebagai unit yang lebih besar dari kalimat dalam analisis linguistik.

5. Dari tahun 80-an sampai 90-an

Pada periode ini, perkembangan teori linguistik Indonesia dapat dipandang sebagai sintesis dari berbagai teori yang ada sebelumnya. Penelitian di bidang pragmatik mulai mendapatkan perhatian yang lebih besar dan dianggap penting dalam kajian linguistik Indonesia. Salah satu tokoh utama, Kridalaksana, berusaha mengembangkan sebuah teori sintaksis yang merupakan sintesis dari berbagai pendekatan, dengan pengaruh kuat dari gerakan fungsionalisme. Selain itu, berbagai kegiatan ilmiah seperti seminar, lokakarya, dan pertemuan akademik lainnya diselenggarakan untuk mendorong kemajuan linguistik di Indonesia, mempertemukan para pakar, dan memperluas cakupan kajian linguistik di negara ini.

Kemajuan yang dicapai dalam sejarah linguistik Indonesia dalam beberapa bidang kajian, antara lain:

5.1 Bidang Fonologi
a. Pengenalan konsep fonem pada tahun 1970-an yang memberikan dasar pemahaman terhadap bunyi-bunyi dasar dalam bahasa.
b. Masuknya wawasan mengenai unsur suprasegmental, yang dibahas oleh Amran Halim dalam karyanya Intonasi (1969) dan oleh Hans Lapoliwa pada tahun 1981, yang mengkaji aspek fonologi generatif.
c. Upaya untuk memahami lafal bahasa Indonesia yang dilakukan oleh Joko Kencono melalui karyanya pada tahun 1983.

5.2 Bidang Morfologi
a. Pengkenalan konsep morfem pada tahun 1960-an yang memperkaya pemahaman terhadap unit terkecil dalam pembentukan kata.
b. Penggunaan model Immediate Constituent Analysis (IA) yang memberikan pendekatan analisis yang lebih rinci terhadap struktur morfologis.
c. Penerapan model Immediate Constituents (IP) dalam memahami struktur morfologis.

5.3 Bidang Sintaksis
a. Pengenalan konsep hierarki gramatikal yang membantu memahami struktur kalimat dalam bahasa Indonesia dengan lebih jelas.
b. Pengenalan konsep frasa dalam sintaksis oleh Ramlan (1964), yang menggunakan teori Hockett (aliran Neo-Bloomfieldian).
c. Pengenalan teori tagmemik oleh Kridalaksana pada tahun 1970-an, yang memperkenalkan struktur kalimat berdasarkan peran kata dalam konteks.
d. Penyempurnaan konsep klausa oleh Sudaryanto pada tahun 1979, yang memberikan penekanan lebih pada pemahaman struktur klausa dalam kalimat.

Perkembangan ini menunjukkan adanya kemajuan signifikan dalam pemahaman dan analisis bahasa Indonesia, yang terus berkembang dengan pengaruh dari berbagai teori linguistik global.

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2 Komentar