Perkembangan Linguistik di Indonesia Sebelum Era 2000-an

Linguistik di Indonesia - BN News
Linguistik di Indonesia - BN News
banner 468x60

2. Dari tahun 40-an sampai 60-an

Karya-karya pada periode ini dikenal sebagai tata bahasa teoritis dan pedagogis (pengajaran bahasa Indonesia di sekolah). Tata bahasa pedagogis pada masa itu dirancang untuk mempermudah pemahaman siswa terhadap struktur bahasa, dengan penekanan pada penggunaan yang praktis dalam konteks sehari-hari. Buku-buku tata bahasa pedagogis ini tidak hanya menyajikan aturan-aturan linguistik secara sistematis, tetapi juga disertai dengan contoh-contoh yang relevan agar siswa dapat mengaplikasikannya dalam komunikasi yang efektif di lingkungan pendidikan. Contoh-contoh dari karya pedagogis sebagai berikut.

a. Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia (1949-1950) yang ditulis oleh STA, memiliki pengaruh yang signifikan dalam pengajaran bahasa Indonesia.

b. Tata Bahasa Indonesia (1951) yang disusun oleh C.A. Mees.

c. Djalan Bahasa Indonesia (1942) karya Sutan M. Zain.

Di sisi lain, pada periode ini, penelitian yang bersifat ilmiah dan teoretis belum mengalami perkembangan yang signifikan. Meskipun demikian, beberapa buku berupaya untuk mengungkap aspek-aspek lain dari bahasa Indonesia secara ilmiah. Contohnya, beberapa karya berikut berusaha memberikan pendekatan yang lebih mendalam mengenai bahasa Indonesia.

Baca juga: Potensi Generasi Z Untuk Kepemimpinan Peradaban Global

a. Mencari Sendi Baru Tata Bahasa Indonesia (1950) yang ditulis oleh Armin Pane, menyoroti aspek bunyi dalam bahasa Indonesia.

b. Inleiding tot de Studie van de Indonesische Syntaxis (1951), yang diterjemahkan menjadi Pengantar Sintaksis Bahasa Indonesia, adalah karya Fokker yang dipengaruhi oleh aliran Praha.

c. Kaidah Bahasa Indonesia (1956-1957) karya Slametmuljana bersifat generatif dalam pendekatannya terhadap tata bahasa.

3. Dari tahun 60-an sampai 70-an

Periode ini menandai awal dari perkembangan kajian empiris terhadap bahasa Indonesia serta bahasa-bahasa lainnya. Pada masa tersebut, muncul berbagai karya yang mengusung pendekatan ilmiah dalam menganalisis bahasa dengan lebih terstruktur dan mendalam. Beberapa karya yang mencerminkan perkembangan ini antara lain:

a. Artikel yang membahas fonologi bahasa Jawa serta sistem fonem dan ejaan (1960) yang ditulis oleh Samsuri, yang memberikan kontribusi penting dalam pemahaman struktur bunyi dalam bahasa Jawa.

b. Artikel mengenai morfem-morfem produktif (1960) oleh TW. Kamil dan Sugeng Sikarso, yang mengkaji pembentukan kata dan unsur-unsur dasar dalam bahasa Indonesia.

c. Artikel tentang IC Analysis (1964) serta analisis kata majemuk (1965) yang menggunakan model IA (Immediate Constituent Analysis) oleh Ramlan, yang memperkenalkan cara baru dalam menganalisis struktur sintaksis bahasa.

Ciri utama dari penelitian-penelitian pada periode ini adalah pengaruh kuat dari konsep deskriptivisme, yang menekankan pada deskripsi objektif dan sistematis mengenai bahasa. Selain itu, penelitian-penelitian ini menganut aliran Neo-Bloomfieldian yang bersifat behavioristik, di mana bahasa dipandang sebagai perilaku yang dapat diamati dan dianalisis secara ilmiah. Metodologi yang digunakan pun sangat ketat dan terstruktur, dengan fokus utama pada analisis bahasa lisan sebagai objek utama penelitian, yang dianggap lebih alami dan representatif dalam menggambarkan penggunaan bahasa sehari-hari.

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

2 Komentar