BN News – Perkembangan linguistik kerap mengalami kemajuan yang signifikan. Di dalam kehidupan yang nyata, ilmu ini dapat membantu untuk memahami bahasa, berkomunikasi, dan berinteraksi dengan orang lain. Tak terlepas dari fungsinya, perkembangan linguistik menunjukkan perubahan yang nyata di berbagai kalangan dan daerah, termasuk Indonesia.
Mari sejenak mengenal ilmu yang mempelajari tentang bahasa ini. Makna linguistik memiliki dua sisi dari sebuah koin: luas dan sempit. Secara luas, konsep ini merujuk pada jangkauan segala sesuatu yang membicarakan tentang bahasa, baik dari segi pendekatan hingga tujuannya. Terbalik dengan makna yang lebih sempit, ilmu ini mencakup pada karya penelitian dan teoritis saja. Dengan demikian, kedua pengertian tersebut dapat memudahkan kajian untuk wacana ilmiah yang punya konsep berjenjang.
Teori Linguistik di Indonesia
Sejarah awal teori linguistik di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh linguistik Barat, seperti yang berkembang di Eropa dan Amerika. Banyak linguis yang belajar tentang linguistik di kawasan tersebut. Selanjutnya, perkembangan linguistik di Indonesia dibagi menjadi beberapa periode.
1. Hingga era 1940
Hingga akhir abad ke-19, konsep tata bahasa umumnya dipahami sebagai klasifikasi kata, sehingga buku-buku tata bahasa pada periode tersebut banyak mengkaji aspek ini. Pengaruh tata bahasa tradisional, terutama yang berasal dari model Yunani dan Latin, sangat dominan dalam pembentukan kerangka teori tata bahasa pada masa itu. Alhasil, terdapat beberapa buku tata bahasa tertua yang menjelaskan tentang bahasa Melayu seperti:
a. Grondt of te Kort Bericht van de Maleysche Tale, Vervat in Twee Deelen: Her Eerste handelende van de Letters ende haren aenhanh. Het andere van de deelen eener Redene (1653) karya Joannes Roman.
b. Sebuah buku yang ditulis oleh seorang linguis dari Riau, Raja Ali Haji, yaitu Bustanulkatibin (1850) dan Kitab Pengetahuan Bahasa (1858/1929).
c. Kitab jang Menyatakan Djalan Bahasa Melajoe (1910) karya Koewatin Sasrasoeganda.
d. Buku karya Ch. A van Ophuysen, Maleische Spraakkunst (1915). Sebuah buku yang mulai menggunakan pendekatan filologi.
e. Kitab ABC yang ditulis oleh Lim Kim Hok, memuat tata bahasa Melayu Rendah, yang pada waktu itu berfungsi sebagai lingua franca.
Mantap, ini penting banget, jadi semangat belajar bahasa.
Sangat mencerahkan.
Linguistik penting buat banyak orang