Pribadi Tangguh Penopang Peradaban

Pribadi Tangguh Penopang Peradaban-Dokumen pribadi
banner 468x60

Dalam membangun peradaban yang maju dan berkelanjutan, individu dengan karakter tangguh menjadi elemen kunci yang tidak tergantikan. Pribadi tangguh memiliki ketahanan diri, keuletan, serta kemampuan adaptasi yang tinggi, sehingga mampu menghadapi tantangan di berbagai aspek kehidupan. Apalagi kehidupan manusia tidak lepas dari permasalahan. Permasalahan hidup manusia pun semakin hari semakin kompleks.

Setiap orang pasti ingin memiliki pribadi yang tangguh untuk menghadapi semua permasalahan dalam kehidupannya. Seringkali, seseorang yang tidak memiliki pribadi yang tangguh, dia tidak siap dalam menghadapi masalah hidupnya. Dia gugup, cemas, stress bahkan sampai ada yang mengakhiri hidupnya karena tidak sanggup menghadapi permasalahan. Para pakar menyebut kondisi seperti ini sebagai gangguan kesehatan mental.

Seperti yang terjadi pada generasi saat ini, munculnya gangguan kesehatan mental akibat kondisi pribadinya yang tidak siap dalam menghadapi kompleksnya masalah kehidupan. Padahal, mereka adalah tumpuan peradaban ini berlangsung. Seperti apakah kondisi kesehatan mental generasi saat ini, apa penyebabnya dan bagaimana cara mengatasinya? Dalam tulisan ini, penulis akan mengupasnya.

Kondisi kesehatan mental generasi saat ini

Saat ini, kesehatan mental generasi telah menunjukkan kondisi yang cukup mengkhawatirkan. Kesehatan mental pun menjadi isu yang banyak dibahas, terutama setelah para pakar menemukan banyaknya kasus gangguan kesehatan mental yang terjadi di kalangan generasi muda (Kemenkes, 2024). Bahkan, krisis kesehatan mental menjadi  salah satu masalah global yang semakin hari semakin meningkat (Chubb.com, 2023)

Sebagaimana laporan dari Indonesia National Adolescent Mental Health Survey (I-NAMHS), bahwa hasil survei kesehatan mental nasional pertama yang mengukur angka kejadian gangguan mental pada remaja 10 – 17 tahun di Indonesia menunjukkan bahwa satu dari tiga remaja Indonesia memiliki masalah kesehatan mental (Gloriabarus, 2022). Sementara satu dari dua puluh atau 5,5 persen remaja Indonesia memiliki gangguan mental dalam 12 bulan terakhir (Khalish, 2024). Angka tersebut setara dengan 15,5 juta dan 2,45 juta remaja. Remaja dalam kelompok ini adalah remaja yang terdiagnosis dengan gangguan mental sesuai dengan panduan Diagnostic and Statistical Manual of Mental Disorders Edisi Kelima (DSM-5) yang menjadi panduan penegakan diagnosis gangguan mental di Indonesia (Gloriabarus, 2022).

Sementara itu, World Population Review menyebutkan data tingkat depresi antar negara 2023  untuk tingkat prevalensi Indonesia adalah 3,7%. Adapun di level global, Our World in Data menyebutkan bahwa penduduk dunia yang menderita beberapa bentuk penyakit mental sekitar 10,7% dari populasi (SNA, 2023)

Gangguan mental apa yang sering terjadi pada generasi saat ini? Kemenkes (2024) menyebutkan beberapa gangguan kesehatan mental yang menimpa generasi saat ini, yaitu:

  1. Gangguan kecemasan berupa kondisi mental yang menunjukkan kecemasan yang berlebihan, berlarut-larut, dan sulit dikendalikan.
  2. Depresi berupa gangguan kesehatan mental yang tampak dalam bentuk rasa sedih berkepanjangan sampai kehilangan minat melakukan kegiatan sehari-hari.
  3. Gangguan psikosis berupa ekspresi marah berlebihan, enggan bergaul, curiga berlebihan, bicara kacau yang sulit dimengerti.
  4. Gangguan bipolar berupa perubahan suasana hati yang drastis. Penderita bisa merasa sangat sedih dan putus asa pada suatu waktu, kemudian menjadi sangat senang di waktu lainnya. Sekitar 60 juta orang di dunia mengalami hal tersebut.

Penyebab terjadinya gangguan kesehatan mental

Gangguan kesehatan mental bisa terjadi pada siapa saja, terutama orang yang sulit beradaptasi dengan perubahan. Apalagi di saat kondisi kehidupan kapitalis saat ini dimana semua bangsa menghadapi masalah-masalah ekonomi dan sosial sebagai dampak dari penerapannya. Sistem kapitalisme meniscayakan kebebasan kepemilikan dan persaingan bebas. Hal itu telah menyebabkan kekayaan hanya menumpuk pada orang-orang yang bisa berlomba-lomba untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya (Abdi, 2024). Tentu hanya segelintir orang yang kuat dalam modal yang dapat memperolehnya. Sebagian besar orang lainnya tidak mampu meraihnya. Kemiskinan pun melanda kepada sebagian besar manusia.

Lebih lanjut, kehidupan semakin berat karena tingginya biaya hidup dan kurangnya lapangan pekerjaan. Belum lagi, orang-orang harus mampu mencapai prestasi tinggi agar mampu bertahan dalam kehidupan kapitalis (Marinda, 2025). Kehidupan yang makin sulit, baik secara ekonomi maupun sosial menjadi pemicu utama terjadinya fenomena gangguan kesehatan mental (SNA, 2023).

Upaya mengatasi gangguan kesehatan mental

Perlu upaya mengatasi terjadinya masalah kesehatan mental ini. Meski pun, gangguan kesehatan mental tidak mengakibatkan kematian secara langsung, tetapi hal itu dapat menyebabkan penderitaan berkepanjangan, baik bagi penderita, keluarga dan orang-orang di sekitarnya. Hal itu juga tentunya akan mempengaruhi produktivitas generasi saat ini. Hasil penelitian WHO menunjukkan bahwa depresi dan kecemasan menyebabkan kerugian ekonomi global sebesar USD1 triliun setiap tahunnya (SNA,2023). Hal ini dikarenakan produktivitas SDM menjadi berkurang, bahkan hilang. Lebih lanjut, kondisi ini akan menjadi hambatan besar pada kemajuan sebuah peradaban bangsa.

Penyelesaian masalah kesehatan mental meniscayakan peran semua pihak baik individu itu sendiri, keluarga dan negara. Banyak upaya yang direkomendasikan bahkan telah diaruskan untuk mengatasi masalah kesehatan mental generasi ini baik dari pendekatan-pendekatan dari aspek kesehatan maupun pendidikan. Berkaitan dengan peran semua pihak, faktor utama yang harus dibangun agar membentuk pribadi tangguh itu ada pada proses pembentukan kepribadian seseorang.

Dalam Islam, seorang muslim akan memiliki pribadi tangguh ketika dia memiliki kepribadian Islam yang kuat (Abdullah, 2025). Kepribadian meliputi 2 komponen yaitu pola pikir dan pola sikap. Kepribadian Islam terbentuk ketika pola pikir dan pola sikap seseorang dilandasi dengan akidah Islam.

Pola pikir Islam adalah metode seseorang memahami sesuatu atau memikirkan sesuatu berdasarkan pada akidah Islam. Hal itu juga bermakna metode di mana manusia mengikat realitas dengan informasi-informasi, yaitu dengan menstandarkan informasi-informasi itu kepada akidah Islam. Pola pikir Islam ini mampu memahami segala sesuatu dan aktivitas-aktivitas, serta mampu menghukumi atas semuanya sesuai dengan kaidah pemikiran mendasar bagi orang muslim yaitu akidah Islam.

Sedangkan, pola sikap islam adalah metode manusia dalam mengikat dorongan-dorongan pemenuhan berbagai naluri dan kebutuhan jasmani dengan pemahaman-pemahaman (mafahim) Islam. Pola sikap menjadikan manusia terdorong melaksanakan atau berpaling dari melaksanakan suatu aktivitas.

Untuk membentuk pola pikir dan pola sikap Islam ini memerlukan usaha yang terus menerus dalam pendidikan/pembinaan anak atau individu itu sendiri. Seorang muslim dapat membentuk pola pikir Islam dengan cara memahami konsep keimanan kepada Allah, Malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir. Di samping itu, seorang muslim harus memahami konsep dasar tentang tujuan penciptaan manusia dan kehidupan ini. Seorang muslim juga harus memahami aturan-aturan yang Allah turunkan untuk mengatur kehidupan manusia. Dengan keimanan yang kokoh dan menancapnya konsep hidup yang benar serta kejelasan aturan kehidupan dalam benaknya ini, seorang muslim akan mampu memikirkan, memahami dan menghukumi dengan benar segala hal dalam kehidupannya.

Sedangkan untuk membentuk pola sikap Islam, maka seorang muslim harus membiasakan dirinya dengan amalan-amalan sholih dan mensifati dirinya dengan akhlak sesuai syariat Islam. Dari pembiasaan tersebut, seorang muslim akan memiliki sikap yang sabar, tangguh dalam berusaha, dan tawakal serta memiliki akhlak mulia. Dengan pola pikir dan pola sikap tersebut, seorang muslim akan memiliki kepribadian Islam yang kuat. Selanjutnya, seorang muslim akan menjadi pribadi tangguh yang mampu menghadapi tantangan hidupnya dan mampu menopang peradaban.

Referensi

Abdullah, M. H. (2025, Februari 13). Kesehatan mental dan tantangan perempuan dalam masyarakat modern. Muslimah News. https://muslimahnews.net/2025/02/13/34966/

Abdi, H. (2024). Apa itu kapitalisme? Berikut pengertian, ciri-ciri, dan dampaknya. Liputan6. https://www.liputan6.com/hot/read/5291027/apa-itu-kapitalisme-berikut-pengertian-ciri-ciri-dan-dampaknya?page=5

Chubb.com. (2023). Krisis kesehatan mental generasi Z. https://www.chubb.com/id-id/articles/personal/krisis_kesehatan_mental_generasi_z.html

Gloriabarus. (2022). Hasil survei I-NAMHS: Satu dari tiga remaja Indonesia memiliki masalah kesehatan mental. Universitas Gadjah Mada. https://ugm.ac.id/id/berita/23086-hasil-survei-i-namhs-satu-dari-tiga-remaja-indonesia-memiliki-masalah-kesehatan-mental/

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2024). Gangguan kesehatan mental. https://ayosehat.kemkes.go.id/gangguan-kesehatan-mental

Khalish, N. (2024). Krisis kesehatan mental menghantui generasi Z Indonesia. RSJ Aceh. https://rsj.acehprov.go.id/berita/kategori/artikel/krisis-kesehatan-mental-menghantui-generasi-z-indonesia

Marinda, S. M. (2025). Tren soft life di kalangan generasi Z dalam perspektif Islam. BN News. https://bnnews.id/tren-soft-life-di-kalangan-generasi-z-dalam-perspektif-islam/2/

SNA. (2023). Isu kesehatan mental di kalangan perempuan Muslim. Muslimah News. https://muslimahnews.net/2023/12/19/25714/

Tulisan dari Sri Mellia Marinda tidak mewakili padangan dari redaksi BN News

Pos terkait

banner 468x60

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *