Tren Soft Life Di Kalangan Generasi Z dalam Perspektif Islam

Soft life merupakan sebuah gaya hidup yang sedang tren di kalangan generasi muda, terutama gen Z (Maula, 2024). Tren kehidupan ini menekankan pada kenyamanan, ketenangan, dan menikmati hidup tanpa tergesa-gesa. Selain itu, jenis pendekatan hidup ini menjadi sangat populer karena sejumlah generasi muda merasa lelah dengan budaya kerja yang telah mendominasi selama bertahun-tahun.

Soft life menggambarkan  sikap yang dilakukan untuk menjaga keseimbangan hidup dan kesehatan mental daripada berkonsentrasi pada ambisi tinggi dan kerja keras tanpa henti. Lantas, bagaimanakah lahirnya soft life dan gambarannya? Serta bagaimana perspektif Islam terkait soft life ini? Melalui tulisan ini, penulis akan menjelaskan tentang fenomena ini.

Lahirnya Istilah Soft Life

Istilah soft life sudah lama digunakan sebagai frasa umum. Hanya saja, istilah ini menjadi populer dan menyebar secara global pada tahun 2020 serta mendapat perhatian umum pada tahun 2022 (Travers, 2024). Istilah ini berasal dari komunitas influencer Nigeria terkait tren media sosial yang sangat populer dengan tagar #softlife di TikTok dan menghasilkan video yang tak terhitung jumlahnya dengan total lebih dari 670 juta tampilan (Anggraini, 2023). Banyak perempuan kulit hitam menjadikan soft life ini sebagai cara khusus menghadapi tekanan untuk mewujudkan kepribadian yang kuat dalam menghadapi rasisme dan marginalisasi.  Kemudian, banyak orang mulai mengadvokasi gaya hidup yang bebas stres itu. Tren ini menekankan kenyamanan, relaksasi, dan prioritas kesejahteraan pribadi di atas produktivitas tanpa henti dan ekspektasi masyarakat (Travers, 2024).

 Mengapa soft life menjadi suatu pendekatan hidup yang dipakai banyak orang saat ini? Ternyata hal itu lahir sebagai reaksi terhadap efek yang muncul dari hustle culture (budaya hiruk pikuk).  Hustle culture  merupakan budaya kerja keras yang terjadi selama ini. Budaya itu mendorong orang agar lebih produktif dan mencapai tujuan sesuai target. Budaya itu pun menjadikan orang terdorong untuk meraih kesuksesan dalam wujud jabatan lebih tinggi atau kestabilan finansial.